Beranda | Artikel
Anak Manusia, Anak Iblis
Rabu, 30 Juli 2014

Anak Manusia, Anak Iblis

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du.

Sepenggal hikmah di surat al-Isra: 61 – 65

Ketika Iblis diusir dari surga karena membangkang perintah Allah, dia diberi kesempatan untuk menyesatkan manusia untuk menjadi temannya di neraka Jahanam.

Dia juga diberi kesempatan untuk memanfaatkan setiap harta dan anak yang dimiliki manusia agar menjadi propertinya.

Allah berfirman,

وَشَارِكْهُمْ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ وَعِدْهُمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا

Bergabunglah dengan mereka (manusia) pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka. (QS. Al-Isra: 64)

Ulama berbeda pendapat tentang bentuk bergabungnya iblis bersama manusia dalam hal anak dan harta. Al-Hafidz Ibnu Katsir menyimpulkan perbedaan tafsir tersebut dengan menyebutkan keterangan Ibnu Jarir at-Thabari,

قال ابن جرير: وأولى الأقوال بالصواب أن يقال: كل مولود ولدته أنثى، عصى الله فيه، بتسميته ما يكرهه الله، أو بإدخاله في غير الدين الذي ارتضاه الله، أو بالزنا بأمه، أو بقتله ووأده، وغير ذلك من الأمور التي يعصي الله بفعله به أو فيه، فقد دخل في مشاركة إبليس فيه من ولد ذلك الولد له أو منه… فكل ما عصي الله فيه -أو به، وأطيع فيه الشيطان -أو به، فهو مشاركة

Ibnu Jarir mengatakan, pendapat yang paling mendekati kebenaran, bahwa setiap anak yang dilahirkan wanita, dan menjadi sebab seseorang bermaksiat kepada Allah,

baik dengan memberikan nama untuknya dengan nama yang Allah Allah benci,

atau dengan memasukkan anak ini ke dalam agama yang tidak Allah ridhai,

atau anak hasil zina dengan ibunya, atau anak yang dibunuh dan dikubur hidup-hidup,

atau perbuatan lainnya yang termasuk maksiat kepada Allah terhadap anak itu,

semua keadaan di atas termasuk dalam bentuk ikut campurnya Iblis terhadap anak

Oleh karena itu, semua anak dan harta yang menjadi sarana bermaksiat kepada Allah dan sebab mentaati setan maka Iblis ikut bergabung di dalamnya. (Tafsir Ibnu katsir, 5/94).

Ayat ini mengingatkan kita untuk lebih mawas diri dalam mendidik dan memperhatikan manfaat harta dan pendidik anak. Bisa jadi secara zahir itu harta dan anak kita, namun sejatinya telah dikendalikan iblis.

Perhatikan dengan baik, jangan beri kesempatan Iblis untuk bergabung mengendalikan harta dan anak kita.

Allahu a’lam.

Oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)


Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/23132-anak-manusia-anak-iblis.html